PROGRAM PEREMPUAN
PKP

USAHA SOSIAL PEREMPUAN PKP

Kedua usaha sosial kami, Katering PKP dan Toko PKP, kami dirikan untuk menyediakan pekerjaan dan kesempatan penghasilan untuk perempuan PKP yang sudah kami latih. Mereka juga menyediakan kesempatan PKP untuk berkelanjutan sendiri melalui penghasilan yang kami hasilkan dari usaha-usaha ini.

Setiap pesanan dan pembelian dibuat untuk usaha sosial kami untuk menyediakan dukungan berkelanjutan untuk perempuan kami.

Kami menawarkan prasmanan penuh dengan pilihan campuran semua items dibawah yang dapat disiapkan untuk acara anda. Katering disiapkan di salah satu lokasi Pusat Komunitas dan dapat dikirimkan ke lokasi yang diminta oleh konsumen atau dapat dinikmati tempat, yaitu PKP.

Kami mempunyai toko kami sendiri dimana perempuan di program menjahit kami menjual produk-produk mereka dan menghasilkan penghasilan mereka sendiri!

MENGENAL PEREMPUAN PKP

Program spesial PKP untuk perempuan adalah untuk membantu begitu banyak perempuan Bali dari berbagai usia.

Tapi, siapakah mereka dan bagaimana kisah mereka? 

Di halaman ini, kami akan memperkenalkan beberapa perempuan yang membuat PKP begitu spesial, jadi ketika kamu membuat suatu pesanan atau memberikan donasi kepada Pusat Komunitas PKP, kamu tahu siapa yang akan menerima manfaat. 

Arahkan kursor pada setiap foto untuk melihat kisah dari mereka.

(Lebih baik dilihat dari versi desktop website!)

Ibu Ayu

Halo, nama saya adalah Ibu Ayu. Saya mempunyai dua anak yang tercinta. Putri cantik saya yang berusia 9 tahun. Tertua, putra saya yang dipanggil Panji. Putra saya mempunyai autis. Karena itu saya membawa dia ke Yayasan ini. Saya memulai untuk mengajar di sekolah sehingga saya dapat menghasilkan beberapa uang dan menjaga putra saya di waktu yang bersamaan. Tiga tahun lalu, suami saya lumpuh setelah operasi yang berakhir gagal. Sekarang saya harus mengambil tanggungjawab untuk keduanya, putra saya dan suami saya, dan saya bertanggungjawab untuk penghasilan keluarga kami di waktu yang bersamaan. Ini tidak selalu mudah. Saya menikmati datang ke Pusat karena itu membantu keluarga saya, dan ini juga tempat dimana saya dapat bersenang-senang dan tidak memikirkan kesulitan di dalam hidup saya.

Ibu Sudiani

Hi my name is Ibu Sudiani. I’m from Buahan village, Payangan district. I married here in Selasih. I live together with my daughter, husband and his grandmother. My father in law has passed away. My mother in law is married to another man.    We have been struggling financially, at the moment we don’t even have a toilet in our home. Sometimes I work at home with my husbands grandmother. Luckily, Ibu Sari has a foundation and it has a shop where I could get a job as a shopkeeper. During the time I also learn and involve in a few different activities that the foundation offers. I like it that I work here, and at the same time learn many things. With the more skills I learned, I’m able to get more income. I am very grateful of the foundation programs running in the village. With my experience with no academic education background, I wish my daughter will get more opportunities and a better life

Ibu Puspawati

I’m married with a man from here in the village Selasih. Together we have two children. No high education academic level, not much life experience and no income often make me have no respect and self esteem  from my husband. ​ Before I got married I used to work at a resort. But now i have stopped working there because I have to look after my kids. Now, through learning many different skills at the foundation I can get more knowledge, and income at the same time. I can work from home and still able to take care of my two sons. ​ Sometimes I join the activities in the village, and also I join many other activities in the foundation. I meet many different women who come to the program, where I can see and grateful of what I have.

Ibu Mawar

Hello, my name is Ibu Mawar. I’m from here: Selasih village, one of the locations of the KIM Women's Centre.    I have 5 children because I only found out about contraception afterward. I had no knowledge about that before. So I kept getting pregnant. Now because four of my children are going to school, I and my husband have to work hard to pay for their education and the daily needs of our family.    I do any kind of work that people offer in the village. I'm also involved in many different programs at the centre and learn more skills to be able to get more income. I’m doing gardening most of the time at the centre where I can get a regular income besides cooking and sewing. 

Ibu Sumartini

Ibu Sumartini Saya dari Kabupaten Tabanan, Barat Bali. Saya mempunyai dua anak yang cantik. Saya sedang dalam proses perceraian dan di waktu yang sama putra saya kedapatan menghamili pasangannya yang mana membuat situasi semakin sulit untuk saya. Tanpa uang dan kejelasan mengenai hubungan dengan suami saya, sya tidak mempunyai tempat kemana akan pergi. Saya kesulitan mencari pekerjaan. Di Pusat akhirnya saya menemukan sebuah tempat dimana saya dapat berbagi perasaaan dan juga mendapatkan kesempatan untum bertemu banyak perempuan dan belajar tentang program-program. Saya mempunyai begitu banyak cerita yang tidak menyenangkan untuk dibagi namun saya cukup senang berada dalam lingkungan positif ini. Saya selalu mencoba untuk menjaga keinginan saya untuk menjalani kehidupan yang lebih baik. Saya ingin menjadi contoh untuk anak-anak saya dan seluruh keluarga saya. Saya ingin menjadi mandiri dan sukses dengan bekerja keras, dan saya berharap saya dapat menginspirasi anak saya untuk mengikuti mimpi mereka. 

Ibu Arianti

Halo, nama saya Ibu Arianti. Saya dari Desa Selasih di Payangan, Bali. Saya mempunyai dua anak laki-laki. Satu sudah menikah dan yang bungsu bersekolah di Sekolah Tinggi Perhotelan. Saya harus berhadapan dengan situasi-situasi yang tidak menyenangkan dan termasuk mendapat kanker beberapa tahun yang lalu. Ini membuat hidup saya jatuh. Kami terjebak dalam tagihan rumah sakit dan saya tidak mampu untuk bekerja waktu itu karena saya harus fokus dalam pemulihan. Pada waktu itu suami saya kesulitan untuk mendapatkan cukup kerja, sehingga kita harus mendapatkan pinjaman dari bank sehingga sekarang kami mempunyai banyak utang. Sekarang, setelah saya pulih, saya disini bekerja untuk membangun kembali kehidupan kami. Kami membutuhkan penghasilan untuk anak saya pergi ke sekolah dan untuk membeli makanan untuk keluarga kami. Di Pusat saya belajar untuk memasak, menjahit, berkebun dan juga kelas kecantikan. 

Ibu Wartini

Halo, nama saya adalah Ni Made Wartini. Saya mempunyai keluarga yang indah dan sebuah pernikahan yang Bahagia meskipun kami tidak mempunyai banyak uang. Sebagai perempuan yang mempunyak peran penting di desa, upacara-upacara membuat saya tidak dapat untuk bekerja diluar desa untuk membantu suami saya menghasilkan uang lebih. Dimana ini sulit untuk saya karena bila tidak ada upacara saya harus tinggal di rumah dan saya bosan. Beruntungnya, Pusat Komunitas PKP menyediakan program-program yang saya dapat terlibat didalamnya. Dimana saya dapat bertemu dengan perempuan dan belajar banyak hal. Beberapa program yan saya ikuti membantu saya mendapat penghasilan untuk pendidikan anak-anak saya. 

Ibu Sriasih

Halo, nama saya adalah Ni Wayan Sriasih. Menjadi seorang istri dari seorang suami yang senang melakukan perjudian selalu tidak nyaman. Perjudian membuat kami miskin. Saya selalu berkelahi untuk membuat suami saya sadar tentang masalah ini. Beruntungnya, ada Yayasan menyediakan banyak program berbeda untuk belajar banyak keterampilan berbeda dimana saya dapat ikut untuk mendapatkan penghasilan dan tentu saja suami saya sudah melihat usaha keras saya dan ini menginspirasi dia untuk mencoba melakukan hal yang lebih baik daripada perjudian. Sekarang dia sudah bekerja sebagai buruh dan kami mampu untuk mengirimkan anak perempuan kami untuk mendapatkan pendidikan.

Ibu Rustani

Halo, nama saya adalah Ibu Ni Ketut Rustani. Masalah finansial sering membuat saya dan keluarga saya selalu kesulitan. Suami saya adalah seorang pekerja bangunan dan tidak mendapatkan cukup penghasilan untuk seluruh keluarga kami. Sehingga saya juga harus bekerja. Saya mempunya keluarga yang Bahagia namun sayangnya putri tertua saya yang sudah menikah juga kesulitan finansial. Dia dan keluarganya tinggal dengan saya. Ini berarti kami harus mengurus finansial mereka juga sampai putra mereka cukup besar untuk menghasilkan uang untuk keluarga mereka atau suaminya mampu mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Saya sangat bangga Pusat Komunitas PKP menyediakan beberapa program dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan uang disamping menjual beberapa kue-kue Bali.